Header Ads

KKP Dorong Pelaku Usaha Penuhi Persyaratan Ekspor Perikanan ke Timteng


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut negara-negara Timur Tengah sebagai pasar potensial yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor produk perikanan Indonesia.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina, memaparkan sistem jaminan kesehatan ikan yang sesuai dengan standar internasional, yaitu mengacu pada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), FAO (Codex) dan ketentuan khusus negara mitra dagang, termasuk Timur Tengah.

"Timur Tengah ini peluang pasar yang perlu kita optimalkan," jelas Rina saat berbincang tentang peluang pasar Timur Tengah, Jumat (30/7/2021).

Merujuk data International Trade Center (2020), selama periode 2017 – 2019, permintaan rata-rata produk perikanan dari negara-negara Timur Tengah tumbuh sebesar 4,3 persen per tahun.

Nilai impor komoditas perikanan Timur Tengah dalam periode yang sama rata-rata sekitar 2,64 persen dari total nilai impor komoditas perikanan dunia. Pada 2017 nilai impor komoditas perikanan Timur Tengah mencapai USD3,05 miliar dan 2019 meningkat menjadi USD3,32 miliar atau sekitar 2,67 persem dari total nilai impor komoditas perikanan dunia.

Dalam seminar daring bertajuk "Harmonisasi Sistem Jaminan Kesehatan Ikan dalam Rangka Pemenuhan Persyaratan Ekspor Ke Timur Tengah" yang digelar Rabu 28 Juli, Rina mengungkapkan Indonesia memang melakukan ekspor ikan tuna dalam kemasan kaleng ke sejumlah negara di Timur Tengah. Hanya saja, ekspor Indonesia ke Timur Tengah masih kalah jauh dibandingkan Thailand yang menguasai 71 persen pasar impor Timur Tengah untuk produk TTC (tuna, tongkol, cakalang).

Dia pun menyebut potensi pasar ikan Timur Tengah yang dapat digarap, diantaranya adalah ikan patin dan ikan tawar lainnya.

"Selama ini yang menguasai pasar Timur Tengah untuk ikan patin adalah Vietnam," sambungnya.

Selain komoditas konsumsi, Rina memastikan adanya peluang ekspor ikan hias yang menjadi hobi yang paling populer di dunia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi produksi dan keanekaragaman jenis (species diversity) ikan hias tertinggi di dunia.

Sementara pemerintah, siap menggenjot ekspor ke Timur Tengah sekaligus berkompetisi dengan komoditas perikanan dari negara lain. Karenanya, dalam kesempatan ini dia mengajak para pelaku usaha untuk terus meningkatkan ekspor hasil perikanan berlabel halal dan memiliki nilai kualitas berupa sistem jaminan kesehatan ikan.

"Dinamisnya pasar di Timur Tengah memungkinkan terjadinya persaingan dagang yang cukup ketat, ditambah dengan adanya hambatan teknis dan non teknis di negara mitra dagang," terang Rina.

Dia berharap, melalui forum ini, pasar Timur Tengah bisa menjadi target pasar yang perlu dipertimbangkan oleh para pelaku usaha perikanan Indonesia, khususnya untuk akses pasar potensial seperti Oman, Turki, Arab Saudi, Mesir, dan Iran.

"Forum ini menjadi ajang pertukaran informasi tentang sistem jaminan kesehatan ikan dalam rangka pemenuhan persyaratan ekspor komoditas perikanan ke Timur Tengah," tutupnya.

No comments

Powered by Blogger.