Header Ads

Pernyataan Sikap Petani Sumbawa: Desakan Kenaikan Harga Jagung dan Perlindungan Pemerintah

Pada 30 Mei 2024, aksi massa yang terdiri dari Bonek Pok EK LMND Sumbawa dan Aliansi Petani Menggugat kembali digelar di Kantor Bupati Sumbawa. Dalam aksi ini, M. Khairunnas Habibi, yang menjabat sebagai Korlap 2 dan perwakilan masyarakat petani dari Desa Jotang, Kecamatan Empang, memberikan pernyataan sikap terkait anjloknya harga jagung yang semakin memprihatinkan.


M. Khairunnas Habibi menyoroti dampak buruk dari fluktuasi harga jagung terhadap kesejahteraan petani di Kabupaten Sumbawa. "Harga jagung yang tidak stabil dan sering kali jauh di bawah harga yang ditetapkan oleh pemerintah sangat merugikan petani. Kami bekerja keras setiap musim tanam dengan harapan mendapatkan hasil yang layak, namun kenyataan di lapangan sangat berbeda. Harga jagung yang jatuh hingga Rp 3.000 per kilogram membuat kami terjebak dalam lingkaran kemiskinan," ujarnya.


Habibi menegaskan bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan konkret untuk menyelamatkan petani dari keterpurukan. "Kami mendesak pemerintah daerah untuk mengeluarkan SK yang mengikat gudang swasta dan Bulog agar membeli jagung dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Ini bukan permintaan yang berlebihan, tetapi kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup kami. Selain itu, DPRD dan Pemda Kabupaten Sumbawa harus segera menerbitkan Perda atau Perbup yang berpihak pada pemberdayaan petani," tambahnya.


Dalam pernyataannya, Habibi juga menekankan pentingnya pembangunan industrialisasi pertanian di Kabupaten Sumbawa. "Kita perlu mendorong pembangunan industrialisasi pertanian di daerah ini untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan petani. Selain itu, Bulog harus meningkatkan daya serap terhadap hasil pertanian agar petani tidak lagi tertekan oleh harga pasar yang tidak stabil," ujarnya.

Habibi menyatakan bahwa petani di Desa Jotang dan sekitarnya merasakan langsung penderitaan akibat harga jagung yang rendah. "Banyak dari kami yang terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi untuk menutupi biaya produksi. Ketika harga jagung anjlok, kami terjebak dalam lingkaran utang yang tiada akhir. Kami membutuhkan kepastian harga yang layak dan perlindungan dari pemerintah agar kami bisa bertahan," katanya dengan tegas. 


M. Khairunnas Habibi berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini. "Kami butuh perlindungan, kami butuh harga yang layak, dan kami butuh kepastian untuk masa depan pertanian kami. Jika masalah ini tidak segera ditangani, kondisi ekonomi petani akan semakin memburuk, dan ketidakpuasan masyarakat akan meningkat, yang berpotensi memicu aksi-aksi protes lebih lanjut," ujarnya mengakhiri pernyataan.


No comments

Powered by Blogger.