Anak Muda Serukan Dukungan Transisi Energi Negara-Negara G20
Mendukung langkah transisi energi negara-negara G20 pada event Energy Transitions Working Group (ETWG) ke-3 di Bali, para pemuda negara-negara G20 kembali menyuarakan dukungan terhadap transisi energi lewat Energy Transitions Youth Forum yang diselenggarakan secara hybrid dari Nusa Dua, Bali (1/9), yang dibuka oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana, mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Mengawali
sambutannya, Dadan memberikan motivasi seluruh pemuda-pemudi yang hadir dalam
acara untuk tetap optimis menyongsong masa depan karena menurutnya masa depan
energi Indonesia sangat cerah bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga.
"Masa
depan Indonesia ini sangat cerah, jadi adik-adik semua harus sangat yakin kalau
kita ini mempunyai masa depan (energi) yang sangat baik. Comparatively dengan
negara tetanggapun kita ini jauh lebih baik," ujar Dadan.
Diutarakan
Dadan, Indonesia saat ini memiliki hampir semua sumber daya energi terbarukan
yang tentunya sangat dibutuhkan untuk proses transisi energi ke depan.
"Kita
ini punya hampir apapun yang dibutuhkan dalam proses energi transisi. Kita
punya sekitar 3.700 GW potensi energi terbarukan yang bervariasi. Kita tidak
hanya punya surya dan geothermal saja tapi kita juga punya seluruh jenis energi
terbarukan," lanjut Dadan.
Sumber energi
terbarukan yang bervariasi tersebut, lanjut Dadan, tersebar hampir di seluruh
wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua. Di Aceh ada panas bumi, di Kalimantan
Utara ada PLTA dengan potensi 10.000 MW, di Papua ada sekitar 23 GW potensi
untuk PLTA dan di NTT, dengan curah hujan yang sedikit memiliki potensi
pembangkit tenaga surya yang besar.
"Potensi
sumber energi panas bumi ada dimana-mana, dan kita negara kelautan juga punya
potensi energi laut yang besar yang membutuhkan inovasi dari adik-adik,
terutama karena ini sumber energi masa depan," terang Dadan.
Sumber daya alam dalam bentuk mineral
yang bervariasi juga banyak dimiliki Indonesia, karena itu diperlukan pemuda
dan pemudi yang mau belajar dan berinovasi untuk mengelola seluruh sumber daya
alam yang dimiliki Indonesia tersebut.
"Kita
punya masa depan yang sangat baik dari sisi resources, tinggal bagaimana 'the
man behind the gun'-nya. Sebagai pewaris masa depan teruslah belajar hingga
kemanapun dan jangan pernah malu," pungkasnya.
Memberikan
dukungannya untuk kontribusi anak muda dalam transisi energi, pada kesempatan
tersebut Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen menyampaikan bahwa USAID melalui
Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience (SINAR), mendukung
pandangan para pemuda dan pemudi untuk membantu mempercepat transisi energi di
Indonesia. Acara "Youth Movement for G20 Energy Transitions" memberi
kesempatan bagi anak muda untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan unik
mereka serta memperluas jaringan dengan rekan-rekan yang sepemikiran untuk
menjalankan aksi iklim yang mendesak.
Cohen
mengungkapkan, seperti yang kita pelajari di acara-acara sebelumnya di bulan
Juli tahun ini, para pemuda dan pemudi merupakan pemimpin hari ini dan masa
depan. Rangkaian kegiatan ini menampilkan kontribusi nyata dan penting dari
anak muda dan perempuan dalam mengatasi perubahan iklim.
"Upaya
ini sejalan dengan dukungan USAID kepada Indonesia untuk memperluas layanan
energi yang andal dan adil untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif. USAID dengan bangga mendukung Presidensi G20
Indonesia, terutama untuk transisi energi yang berkelanjutan," pungkas
Cohen.
Semangat
berkontribusi dalam transisi energi juga disampaikan Senior Vice President
Research Technology and Innovation PT Pertamina (Persero) Oki Muraza. Dikatakan
Oki, Pertamina ke depan akan memegang dan mengelola 70% pasokan BBM Nasional.
"Kami berharap adik-adik para remaja untuk berkontribusi sebesar besarnya
di program-program energi kita termasuk di dalamnya energi terbarukan.
"Transisi
Energi membutuhkan dua hal, pertama adalah capitol dan yang kedua teknologi,
teknologi inilah yang mendasari kita untuk bekerjasama dengan banyak negara
termasuk didalamnya USA,"
"Kedua
hal itu tentu saja membutuhkan sebanyak-banyaknya kerjasama dari rekan-rekan
semua terutama generasi muda yang tenaganya masih kuat yang memang luar biasa
dan kita berharap kedepannya kontribusi generasi muda ini akan semakin besar
kontribusinya di bidang-bidang energi," ujarnya lagi.
Energy
Transition Youth Forum Bali merupakan hasil kolaborasi bersama antara
Kementerian ESDM, USAID-Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience
(SINAR), New Energy Nexus Indonesia (NEX), PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT
Pertamina (Persero), dan menggandeng berbagai komunitas energi yang ada di
Indonesia.
Tulis Komentar