Header Ads

Tetap Waspadai Aksi Teror Jelang Tahun Baru


 

Pemerintah berupaya maksimal untuk mencegah aksi teror jelang Tahun Baru. Kendati demikian, masyarakat pun perlu terlibat dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran radikalisme dan terorisme agar situasi keamanan tetap terjaga.

Akhir tahun adalah saat yang ditunggu-tunggu karena umumnya digunakan masyarakat untuk bersilaturahmi. Dekorasi di rumah dan pusat perbelanjaan dipenuhi dengan pernak pernik indah. Tahun Baru menjadi saat yang berbahagia bagi masyarakat, termasuk juga umat Kristiani yang baru saja merayakan Natal.

Namun kebahagiaan jelang Tahun Baru bisa sirna ketika ada ancaman aksi terorisme. Dari pengalaman tahun-tahun lalu, Desember menjadi bulan yang menegangkan karena ada potensi pengeboman atau serangan lain dari kelompok radikal dan teroris. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk lebih waspada dan cepat-cepat melapor jika ada kejadian yang mencurigakan.

Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Bariza Sulfi menyatakan bahwa Polda Jabar mengimbau masyarakat mewaspadai ancaman aksi teror menjelang Tahun Baru. Terlebih pada awal Desember ada pengeboman di Kota Bandung.

Brigjen Pol Bariza Sulfi menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir karena polisi akan ada di tengah masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban, khususnya di wilayah Jawa Barat. Mereka boleh melakukan kegiatan seperti biasa tetapi tetap harus waspada.

Dalam artian, jelang Tahun Baru memang ada potensi penyerangan dari kelompok radikal dan teroris. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk lebih waspada dan memperhatikan sekitar. Memang belum tentu ada pengeboman tetapi tidak ada salahnya untuk lebih waspada, agar tetap selamat dalam menikmati liburan akhir tahun.

Masyarakat tidak usah paranoid dan takut keluar rumah karena khawatir akan serangan terorisme. Penyebabnya karena Kepolisian RI terus menjaga agar suasana jelang Tahun Baru selalu kondusif. Pengamanan akan makin diperketat, terutama di daerah sekitar pusat keramaian. Dipastikan semuanya steril dan tidak sembarang orang bisa melintas, kecuali umat yang mau beribadah di sana.

Pengamanan juga dilengkapi dengan metal detector untuk mengantisipasi hal-hal buruk. Tiap kendaraan dan orang yang mau masuk ke gereja harus melewati detector tersebut. Ini bukanlah paranoid melainkan cara untuk mencegah, jangan sampai ada teroris yang menyusup dan diam-diam membawa bom yang melekat di bajunya.

Jadi, masyarakat yang akan beribadah maupun menikmati suasana pergantian tahun diharapkan tidak perlu khawatir karena penjagaannya jauh diperketat. Mereka bisa menikmatinya dengan nyaman serta tenang namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Selain pengamanan di pusat keramaian, pengamanan juga dilakukan di tempat Ibadah . Operasi lilin adalah pengamanan yang diadakan tiap akhir tahun oleh Polri. Ketika ada operasi lilin, selain untuk mencegah tindak kejahatan saat Natal maupun Tahun Baru sekaligus mengendalikan mobilitas saat pandemi. Jangan sampai malah macet dan mengakibatkan kendaraan tidak bisa menjaga jarak.

Sementara itu, pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, menyatakan bahwa semua pihak harus mewaspadai aksi terorisme saat Tahun Baru. Kedua hari libur nasional kerap dijadikan momentum untuk melakukan aksi teror. Aparat juga jangan lengah dengan momen tersebut, karena nanti dibuat seolah-olah ada konflik antar umat dengan keyakinan lain.

Oleh karena itu masyarakat terus waspada saat Nataru dan mengapresiasi Operasi Lilin yang dilakukan oleh pihak keamanan. Kita harus berterima kasih karena pemerintah dan aparat berusaha keras menjaga keamanan menjelang Tahun Baru. Masyarakat dapat menikmati momentum tersebut tanpa harus khawatir meskipun harus tetap waspada.

Langkah selanjutnya untuk mencegah teror adalah dengan mencegah sweeping oleh ormas tertentu. Ormas yang biasanya suka sweeping sudah dibubarkan oleh pemerintah pada akhir tahun lalu. akan tetapi harus tetap waspada karena bisa jadi mantan anggota mereka bisa nekat melakukan sweeping.

Ormas terlarang harus benar-benar dicegah untuk melakukan sweeping jelang Nataru, misalnya merazia pekerja yang memakai topi merah ala Santa Claus, pohon cemara. Indonesia sudah damai dan jangan ada pihak yang memecah-belah persatuanl.

Langkah-langkah pencegahan teror dilakukan agar tidak ada penyerangan atau pengeboman. Mereka wajib dijaga haknya untuk beribadah tanpa takut akan ancaman teror dari kelompok radikal dan teroris. Kekhusyukan umat saat beribadah harus dijaga, dan di depan rumah ibadah juga ada aparat untuk mengamankannya.

Pemerintah terus optimis dalam mengatasi teror saat Nataru, karena umat harus dijaga agar tidak ketakutan saat beribadah. Selain itu, Tahun Baru adalah identik dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Jangan sampai kesenangan saat Tahun Baru dirusak oleh niat jahat dari kelompok teroris dan radikal. Langkah-langkah terus dilakukan oleh aparat agar Tahun Baru berlangsung dengan damai

No comments

Powered by Blogger.