Netralitas Penyelenggara Kunci Sukses Pilkada Serentak di NTB
Tahapan pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur NTB secara resmi diluncurkan KPU NTB pada Jumat malam (10/5).
Wakil Ketua I DPRD NTB H
Muzihir mengingatkan bahwa segala permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
pemilihan legislatif (pileg), dan pemilihan presiden (pilpres) pada Februari
lalu, harus menjadi catatan penting bagi semua pihak.
”Kita bersama-sama
mengharapkan di Pilkada November nanti, terlaksana dalam situasi yang damai dan
kondusif, dan mari semuanya kita sama-sama menyukseskan itu,” jelasnya.
KPU NTB sebagai wasit yang
melaksanakan pesta demokrasi ini, harus bekerja sesuai regulasi, bersikap dan
bertindak tegas.
Bila berkaca dari situasi
Pileg dan Pilpres lalu, ada sejumlah persoalan krusial yang harus menjadi
atensi pemerintah daerah (pemda), pihak keamanan dan penyelenggara Pemilu.
Seperti perusakan tempat
pemungutan suara (TPS) dan pembakaran logistik pemilu, minimnya pengetahuan dan
informasi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tentang pindah
pemilih sehingga terjadi pemungutan suara ulang di beberapa lokasi TPS, hingga
mobilisasi pemilih untuk memilih calon tertentu.
Ditambah lagi, ia meminta KPU
NTB untuk berani memberikan sanksi kepada perangkatnya.
Seperti Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS), hingga KPPS, yang terbukti
terlibat dalam kecurangan pesta demokrasi.
Ketua DPW PPP NTB ini
mengungkapkan, kecurangan pemilu bisa saja terjadi jika panwaslu tidak
menjunjung tinggi netralitas.
Ada temuan, panwaslu merangkap
sebagai tim sukses salah satu caleg, partai politik atau nanti pada pasangan
calon kepala daerah tertentu.
”Kadang-kadang mereka yang di
bawah ini banyak bermain, padahal harus berintegritas dan netral,” kata dia.
Di samping itu, dirinya juga
meminta pihak keamanan untuk kembali memetakan wilayah rawan konflik Pilkada di
Bumi Gora.
Sama halnya dengan Pileg,
gesekan sosial juga cukup tinggi untuk terjadi jelang, saat dan pasca
berlangsungnya Pilkada serentak.
”Kita tidak mau hiruk pikuk
yang terjadi di Pileg terulang di Pilkada, karena ini sama-sama baru kita
lakukan serentak,” pungkasnya.
Pj Gubernur NTB Lalu Gita
Ariadi berharap antusiasme masyarakat menyambut pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur pada tanggal 27 November 2024 tetap bisa menjaga keamanan,
persaudaraan dan dalam suasana riang gembira.
”Kita mengawal bersama tahapan
Pilkada. Mudah mudahan terselenggara dengan aman, lancar, penuh persaudaraan
dan riang gembira,” jelasnya.
Ia menyampaikan apresiasi
kepada seluruh pihak atas suksesnya penyelenggaraan Pilpres dan Pemilu
Legislatif 2024.
Walaupun ada kekurangan
penyelenggaraan selama proses pesta demokrasi, agar bisa menjadi catatan dan
segera dilakukan penataan atau perbaikan, agar tidak terjadi hal serupa di
Pilkada mendatang.
”Bila di sana sini ada kekurangan, tentu kita akan sempurnakan di masa yang akan datang, wabil khusus pada saat Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB,” tandasnya.
Tulis Komentar