Header Ads

Petani Sumbawa Desak Pemerintah Atasi Anjloknya Harga Jagung: Tuntutan Harga Rp 5.000/kg

 


Pada 30 Mei 2024, aksi protes yang dipimpin oleh Muhammad Fadilah, Ketua LMND EK Sumbawa, berlangsung di Kantor Bupati Sumbawa. Massa berjumlah sekitar 100 orang dari Bonek Pok EK LMND Sumbawa dan Aliansi Petani Menggugat menyuarakan keluhan terkait anjloknya harga jagung di wilayah tersebut. 


Para demonstran menyampaikan beberapa tuntutan utama:

1. Mendesak pemerintah daerah mengeluarkan SK yang mengikat gudang swasta dan Bulog untuk membeli jagung seharga Rp 5.000/kg.

2. Mendesak DPRD dan Pemda Sumbawa menerbitkan Perda atau Perbup untuk pemberdayaan petani.

3. Mendorong pembangunan industrialisasi pertanian di Kabupaten Sumbawa.

4. Meningkatkan daya serap Bulog terhadap hasil pertanian di Kabupaten Sumbawa.



Muhammad Fadilah menyoroti fluktuasi harga jagung yang merugikan petani, meski harga telah ditetapkan oleh Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5 Tahun 2022 dan surat dari Badan Pangan Nasional Nomor 136/TS.02.02/K/4/2024. Namun, di lapangan, harga jagung jatuh hingga Rp 3.000/kg, jauh di bawah biaya produksi.

Fadli, perwakilan masyarakat petani Desa Jotang dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Mataram, menekankan penderitaan petani akibat harga jagung yang rendah, memaksa mereka berutang dengan bunga tinggi untuk menutupi biaya produksi. Ia mendesak pemerintah untuk menetapkan harga jagung antara Rp 4.000 hingga Rp 4.500/kg dan mengkritik kurangnya tindakan konkret dari pemerintah.

Sekda Sumbawa, Dr. Budi Prasetyo, mengapresiasi aspirasi para petani dan menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk mencari solusi terbaik. Pemerintah akan berkoordinasi dengan Bulog dan pemilik gudang swasta untuk membahas penerapan harga pembelian jagung minimal Rp 5.000/kg. Pemkab Sumbawa juga mempertimbangkan penerbitan Perda atau Perbup tentang pemberdayaan petani dan membentuk tim khusus untuk merumuskan kebijakan yang tepat.

Dalam hearing dengan perwakilan massa aksi, Sekda Sumbawa menyampaikan bahwa Bulog telah mendapat tugas untuk menyerap hasil tani dengan harga Rp 5.000/kg. Namun, terdapat kendala ketersediaan gudang di Mitra Bulog, sehingga Pemda Sumbawa berkoordinasi dengan Bapenas untuk meminta para buyer segera melakukan penyerapan di gudang-gudang Mitra Bulog.


Sekda Sumbawa juga telah berkomunikasi dengan Pimpinan Bank BRI Sumbawa untuk memberikan skema kompensasi berupa pengurangan kredit bunga bagi petani yang mengalami gagal panen dan dinamika fluktuasi harga jagung. Sekda menghimbau para petani untuk mendatangi unit BRI guna melakukan negosiasi KUR dengan skema proses verifikasi tertentu.


Fadli dan Muhammad Fadilah menyetujui langkah-langkah yang disampaikan Sekda Sumbawa dan meminta surat tertulis terkait langkah-langkah konkret yang akan diambil, agar dapat menjadi pegangan bagi petani saat menghadapi kendala di lapangan.


Aksi berakhir dengan massa membubarkan diri dengan tertib dan kondusif. Massa berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian serius terhadap nasib petani melalui kebijakan yang mendukung.


Aksi ini merupakan yang kedua kalinya setelah aksi pertama tidak memberikan perubahan signifikan terhadap harga jagung. Massa menekankan pentingnya tindakan nyata dan segera untuk memastikan harga jagung yang layak dan stabil, serta mengingatkan potensi aksi lanjutan jika masalah ini tidak segera ditangani. Pemerintah daerah diharapkan dapat merespons dengan langkah konkret demi kesejahteraan petani dan stabilitas ekonomi Kabupaten Sumbawa. (WR) 

No comments

Powered by Blogger.