Header Ads

Enram, Alat Rapid Test Antigen Buatan Lokal NTB yang Tak Kalah Canggih

Foto: Pemprov NTB

Jakarta - Universitas Mataram (Unram) bersama dengan Laboratorium (Lab) Hepatika Bumi Gora menciptakan alat Rapid Test Antigen yang dilabeli dengan nama 'Enram'. Tingkat akurasi alat rapid test antibodi buatan lokal NTB ini tidak kalah dengan alat sejenis yang selama ini digunakan untuk melakukan tracing contact.

"Selama ini, berbicara Corona Virus itu, identik dengan alat-alat yang canggih dan berada di kota-kota besar. Namun, dengan proses penelitian dan riset Laboratorium Hepatika dan Unram mampu menghasilkan inovasi alat Rapid Test Antigen," kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah dalam keterangan tertulis, Kamis (25/2/2021).

Saat press conference peluncuran rapid test antigen, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Zulkiefli mengatakan kolaborasi Laboratorium Hepatika dan Rumah Sakit Unram mampu membuat alat yang memiliki akurasi yang tinggi untuk menguji COVID-19.

Menurutnya, keberadaan alat penemuan baru ini dapat memudahkan tracing kepada penderita COVID-19. Sehingga, diharapkan dapat mengurangi angka penyebaran virus Corona di NTB. Ia berujar selama ini di NTB terkendala dengan alat. Namun dengan kehadiran alat produk lokal dalam daerah diharapkan mampu mengatasi pandemi.

"Kalau sudah alatnya jelas, maka tracingnya cepat. Mudah-mudahan pandemi ini cepat teratasi," harapnya.

Ia pun meminta agar alat rapid test antigen 'Enram' ini dapat diproduksi lebih banyak lagi. Ia menargetkan akhir Maret 2021 dapat diproduksi sebanyak 50.000.

"Lebih cepat lebih baik, minimal akhir Maret 2021 dapat diproduksi 50.000 alat," tuturnya.

Dengan adanya 'Enram', lanjutnya, ini membuktikan industrialisasi tidak identik dengan pabrik-pabrik besar. Bahkan ia yakin bila diberi kesempatan dan sumber daya, NTB mampu membuat vaksin. Ia mengapresiasi usaha dan ikhtiar Kepala Laboratorium Hepatika Bumi Gora Prof. Mul dan Rektor Unram Prof. Lalu Husni.

"Atas nama pemerintah daerah, kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Hepatika dan Unram," ucapnya.

Sementara itu, Rektor Unram Prof. Lalu Husni menjelaskan temuan ini merupakan bagian dari riset dan inovasi, yang menjadi kebijakan pemerintah, dalam mendorong perguruan tinggi (PT) untuk melakukan penelitian, penemuan dan inovasi, terutama di era pandemi COVID-19 ini.

"Riset ini inovasi, memantik PT untuk menciptakan hasil karya yang mampu mengatasi persoalan di masa COVID-19, sehingga kita mampu mandiri," kata Lalu.

Ia juga mengapresiasi tim Rumah Sakit Unram bersama tim Laboratorium Hepatika Bumi Gora, yang telah terus berkreasi dan berinovasi membantu daerah bahkan bangsa dan negara.

"Selamat kepada tim yang telah bekerja sama dan kolaborasi," tutupnya.

Kepala Laboratorium Hepatika Bumi Gora Prof Mulyanto yang menginisiasi riset dan penelitian untuk menciptakan alat rapid test antigen menjelaskan setelah membuat alat rapid test antibodi bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada dan Padjajaran yang dinamai RIGHA, Hepatika ditantang oleh Gubernur NTB untuk membuat inovasi menciptakan alat rapid test antigen bekerja sama dengan Unram.

Sehingga menurutnya, Hepatika terus berikhtiar melakukan penelitian dan riset. Dari usaha tersebut, menghasilkan produk rapid test antigen untuk COVID-19.

"Kami yang memproduksi produk, kemudian hasilnya dievaluasi oleh Unram," kata dia.

Produk karya NTB ini telah melalui proses seperti validasi dan uji lainnya. Untuk menguji akurasinya alat ini dibandingkan dengan sampel virus menggunakan PCR dan anti virus yang telah beredar atau komersil lainnya.

Hasilnya, kata Mul, sangat memuaskan. Sensitivitasnya dan spesifitasnya lebih baik dari salah satu alat tes cepat yang beredar di pasaran. Akurasi alat ini sensitivitasnya sekitar 91 persen, dengan spesifitasnya sekitar 96 persen. Artinya, dapat mendeteksi paling tidak dari 100 pasien positif, sejumlah 91 orang yang dapat dideteksi dengan produk ini.

Kalau tidak dapat dideteksi dengan alat ini, artinya jumlah virusnya sangat rendah dan tidak menular. Dibanding dengan produk lain ada yang sensitivitasnya 80 persen. Produk ini juga merupakan hasil dari uji coba dengan 2 produk alat komersial sebagai pembanding.

"Namun lebih bagus kita," tegasnya.

Selain itu, alat ini juga tergolong murah dengan harga kurang lebih Rp 100.000 dan dapat langsung mendapatkan hasil sekitar 15 menit.

"Pembuatan alat bahannya sama dan cepat, lebih mudah dibanding dengan membuat alat sebelumnya," tutupnya.

Senada dengan Prof Mul, tim peneliti dari Rumah Sakit Unram Muhammad Rizki menjelaskan hasil uji validasi yang dilakukan oleh Unram dengan membandingkan sampel yang sama dengan produk komersial menunjukan hasil yang positif pada produk komersial juga positif pada produk Lab Hepatika. Sebaliknya, hasil negatif pada produk komersial tersebut, menunjukkan hasil negatif juga pada produk Hepatika.

Ia juga menjelaskan bahwa sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dibandingkan dengan tes PCR, Lagi-lagi hasilnya tetap konsisten. Jadi dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk hepatika tidak kalah dengan produk komersil lainnya.

"Artinya, hasil deteksi produk komersial, dapat dideteksi oleh produk yang dikembangkan oleh Hepatika," katanya.

Kegiatan ini dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kominfotik NTB, Asisten I Setda Provinsi NTB, Tim dari Fakultas Kedokteran Unram, Tim Lab Hepatika dan awak media elektronik dan cetak NTB.(akn/ega)

No comments

Powered by Blogger.