Header Ads

Korea Selatan dan Mesir Pesan 220 Ton Kopi NTB

Pecah kendi tanda pelepasan ekspor sebanyak 44 ton kopi ke Korea Selatan, oleh Sekda NTB, bersama Kepala BI NTB, Heru Saptaji dan seluruh stakeholders terkait di Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB. (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Kopi NTB diekspor dalam jumlah besar ke luar negeri. Negara tujuannya Korea Selatan, ditambah Mesir. Total pesanan sudah mencapai 220 ton. Sebanyak 140 ton pesanan dari buyer Korea Selatan. Dan 80 ton permintaan dari buyer Mesir. Yang dipesan adalah kopi green bean (biji kopi mentah kering).

Tingginya permintaan kopi dari luar negeri ini, setelah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB membuka pintu melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia di luar negeri, dan Duta Besar Indonesia. Pesanan kopi dari luar negeri dilayani oleh UD. Berkah Alam. Perusahaan kopi yang bergerak dari hulu ke hilir, binaan Bank Indonesia NTB. Untuk pesanan Korea Selatan, sudah tiga kali dikirim. Termasuk yang diekspor resmi Senin, 19 April 2021 sebanyak 44 ton.

Di lepas dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB oleh Sekda NTB, L. Gita Ariadi, Kepala Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji. Bersama Kepala OPD terkait, unsur dari Angksa Pura I, Pelindo III Cabang Lembar, Garuda Indonesia Mataram. Karantina Tumbuhan, Bea Cukai, Perbankan, dan unsur pengusaha lainnya. Ekspor kopi di tengah pandemi Covid-19 ini adalah bagian dari semangat baru Bank Indonesia mengajak seluruh stakeholders menggenjot ekspor non tambang NTB 150 Km/jam.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji di kesempatan ini mengungkap betapa besarnya potensi non tambang NTB yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. “Saya sudah banyak bertugas di daerah-daerah di Indonesia. Bisa tergambar potensi masing-masing daerah dan NTB memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk komoditas non tambang,” ujarnya.

Potensi yang dilihat dari sektor pertanian dan perkebunan adalah kopi, vanili, manggis. Kualitasnya terbaik di dunia. Demikian juga di sektor Kelautan dan Perikanan. Ada mutiara, lobster, tripang, udang, tuna, juga kualitasnya terbaik di dunia. Ada juga sarang burung wallet yang potensinya tidak kecil dan banyak diburu didunia untuk kebutuhan kosmetik dan obat. NTB memiliki potensi besar itu.

Hanya saja, yang selama ini mendominasi ekspor NTB adalah tambang. Komposisinya 94 persen dalam neraca perdagangan luar negeri NTB. Sejak menjabat di NTB dari tujuh bulan lalu, Heru Saptaji sangat bersemangat fokus mendukung pengelolaan NTB dengan mendorong sebesar-besarnya ekspor non tambang NTB. Guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi NTB.

Peluang pasar luar negeri dibukakan. Dengan intensnya komunikasi virtual dengan kantor perwakilan Bank Indonesia disejumlah negara-negara belahan dunia. Serta memanfaatkan jaringan duta besar – duta besar Indonesia di luar negeri. Selain kopi, hal yang sama juga dilakukan untuk komoditas-komoditas non tambang potensial lainnya. Dilakukan secara bertahap dan all out.

Heru Saptaji menambahkan, pentingnya menggenjot ekspor non tambang agar komposisi struktur pembentuk perekonomian NTB berimbang. Tambang dan non tambang yang kontribusinya masih sekitar 6 persen. Khusus untuk kopi, selain membantu pengelolaan di hilir, Bank Indonesia juga menggandeng kerjasama dengan Jawa Barat untuk melakukan perbaikan di hulu. Harapannya agar kualitas dan kontinyuitas produksi benar-benar terjaga.

“Kita juga akan berikan pelatihan manajemen kepada para pengusahanya. Tidak hanya sekedar menjadi pengusaha ekspor begitu saja. Dari sisi manajemen, mereka harus kuat,” imbuhnya. Sementara Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi tentu memberikan apresiasi atas semangat Bank Indonesia mendukung pembangunan daerah.

Tingginya permintaan kopi dari luar negeri ini, menurutnya harus dibarengi dengan peningkatan produksi. Dua kali lipat dari sebelumnya. Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB langsung diperintah untuk benar-benar mengawal hulu.

“Selain permintaan dari luar negeri yang besar, sebagai daerah wisata, kita juga harus memperhatikan kebutuhan dalam daerah dan dalam negeri.

Karena itu, kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan punya PR meningkatkan produksi dua kali lipat,” pesannya. NTB juga diharapkan tidak kecolongan. Sebagai produsen penghasil, tetapi daerah lain yang menikmatinya. PR untuk mengamankan ekspor komoditas NTB harus menggunakan nama NTB, diingatkan kepada Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Untuk menyisir komoditas-komoditas ekspor NTB tidak dikirim keluar negeri atas nama daerah lain. (bul)

Sumber: https://www.suarantb.com/

No comments

Powered by Blogger.